Saatnya Explore Objek Wisata Simalungun

SIMALUNGUN, Banyaknya objek wisata tersembunyi di Kabupaten Simalungun membuat kita tak boleh diam. Semua pihak, khususnya pemerintah, harus bisa mengexplore (menggali, red) dan mengekspose agar destinasi itu bisa berkembang.

Ketua Forum Peduli Cagar Budaya dan Pariwisata Simalungun (Forcabups), Jordi Purba, Kamis (19/1/2017), mengatakan hal itu. Ia berharap masyarakat, khususnya pemerintah Kabupaten Simalungun melalui Dinas Pariwisata segera mengeksplore setiap destinasi wisata yang ada.

Air Terjun Napitu
 Setelah diexplore, kemudian diekpose agar diketahui masyarakat. Tak hanya itu, destinasi itu juga harus dirawat. Sebab, dengan adanya destinasi wisata baru, bisa membangkitkan perekonomian masyarakat sekitar.

Saat ini, lanjutnya, Danau Toba sudah dibenahi pemerintah pusat untuk menjadi destinasi wisata bertaraf internasional. Suatu saat para wisatawan asing maupun lokal juga akan mencari destinasi lain di sekeliling Danau Toba. “Sebab hal itu juga terjadi di daerah lain. Seperti Bali misalnya, yang dulu dikenal hanya pantai Kuta dan Sanur. Tapi akhirnya tempat lain juga jadi destinasi di luar kedua pantai tersebut,” jelas Jordi.

Untuk itu, ia mengharapkan Pemkab Simalungun harus mampu mengexplore potensi wisata lainnya di luar Danau Toba, sehingga menjadi satu paket tujuan wisata. Misalnya, sebelum menuju Danau Toba, terlebih dulu ke wisata alam Tinggi Raja, Haranggaol, Simarjarunjung dan wisata cagar budaya lain, seperti Batu Gajah dan Rumah Bolon Purba. “Ini yang seharusnya dibenahi Pemkab Simalungun, sebagai kelebihan dari kabupaten lain yang berada di lingkaran kawasan Danau Toba. Agar wisatawan yang berkunjung tidak bosan,” katanya.

Tidak hanya itu, di lingkungan dekat ibukota Kabupaten Simalungun saja, sebenarnya banyak daerah yang dapat dijadikan daerah wisata. Seperti Air Terjun Napitu, Air Terjun Tarak Ni Onggang, Air Terjun Sitotor, Panatapan Dolog Panihulan, wisata panjat tebing Dolok Simarsuppit dan Simarsolpah, pemandian Bah Siduaruang yang jaraknya saling berdekatan. “Seluruhnya itu mempunyai nilai jual wisata yang cukup tinggi yang tidak kalah dengan daerah lain. Akan tetapi, sampai saat ini daerah tersebut belum juga tersentuh pembangunan. Jadi untuk mendukung program destinasi Danau Toba saat ini, kita harapkan pemerintah Kabupaten Simalungun mengeksplore itu semua. Selain itu, pemerintah juga diharapkan dapat membina masyarakat melalui kelompok ataupun koperasi pengelola wisata yang melibatkan pihak ketiga, serta komunitas-komunitas yang berbasis budaya Simalungun, untuk membantu pemerintah memberikan informasi maupun masukan sebagai mitra kerja dalam pengembangan destinasi wisata.”

Ada juga di Simalungun objek wisata tersembunyi batu berlapis dan air terjun di Raya Humala, Nagori Bahapal Raya, Simalungun, perlu sentuhan pembangunan. Di lokasi, ada tiga air terjun yang posisinya berdekatan dan berpotensi menjadi destinasi wisata baru.

Untuk bisa sampai ke lokasi, pengunjung harus melakukan perjalanan selama 20 menit dari ibukota Kabupaten Simalungun, Raya.

Ketua Sanggar Budaya Rayantara, Sultan Saragih mengatakan, ia bersama anggota dan anak didik di sanggarnya mengaku takjub dengan keindahan alam tersembunyi itu. Apalagi didukung alam yang belum tersentuh dan dapat memanjakan mata serta pikiran.

“Kami ke sana pada 8 Januari silam. Saya dan rombongan cukup kagum dengan keindahan alam yang belum tersentuh itu. Sebelum ke sana, kami menyusuri jalan setapak yang menurun, agar bisa sampai ke lokasi. Yang menarik, selain pemandangan alam pedesaan hutan yang indah dan berhawa sejuk menuju air terjun serta tempat bermain dan rekreasi pemandian itu, bentuk dan struktur batuan air terjun itu juga unik. Bebatuan terlihat berlapis-lapis dan tersusun rapi. Sepanjang lantai dan tebing dinding air terjun, kita dapat melihat berbagai ukuran lapisan batu, mulai batuan tipis, sedang hingga besar, dengan bentuk seperti batu bata, persegi panjang dan kubus,” jelasnya menggambarkan keindahan alam di lokasi.

Selain berwisata alam, lokasi juga bisa dijadikan tempat berwisata tanaman obat khas Simalungun. “Kalau tujuan kita ke sana memang untuk membawa panortor belajar mencintai alam. Termasuk berbagi pengetahuan tentang tawar Simalungun (tanaman obat) di sekitar air terjun. Seperti sidua hupang, sakka dairi, topururus, simanisia, tukkot matua, dan simardilah ni horbou yang diyakini secara turun temurun dapat menjadi obat untuk berbagai macam penyakit,” ujar Sultan.

Namun menurutnya, belajar dari perjalanan saat mengunjungi situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, beberapa waktu silam, ada indikasi bahwa pola air terjun Bahapal dapat memperlihatkan jejak peradaban kuno Simalungun. “Yakni peradaban yang berlangsung pada era peradaban batu nusantara,” ungkapnya.

Monang Saragih Garingging (56), salah seorang warga Sondi Raya  mengatakan, sappuran (air terjun) tersebut berada tepat di dekat ladangnya di persawahan Raya Humala.

Masyarakat sekitar mengatakan sappuran tersebut merupakan Sappuran Sitotor. Tidak hanya itu, di dekat air terjun tersebut juga masih ada air terjun yang jaraknya hanya lebih kurang 150 meter. Ada dua lagi air terjun yang berdekatan dengan Sappuran Sitotor. Warga sekitar biasa menamainya Sappuran Sipalakka dan Sappuran Situa-tua. Air terjun tersebut juga sangat memberikan kenyamanan bagi setiap pengunjung yang datang ke lokasi. Dimana airnya tidak terlalu deras. Ketinggiannya hanya 7 meter dengan kondisi air yang cukup jernih.

Jika hari libur dan musim kemarau, biasanya tempat tersebut cukup ramai didatangi warga. Terlebih anak-anak dan muda-mudi maupun warga sekitar.

“Kita mengharapkan kepada pemerintah agar memberikan perhatian untuk pengembangan daerah tersebut. Karena keindahan alam tersebut sudah pantas dijadikan tempat wisata yang nantinya dapat menambah pendapatan warga sekitar,” tambahnya.

Sementara itu Kadis Pariwisata Kabupaten Simalungun Resman Saragih mengatakan, pihaknya akan langsung melakukan survei ke destinasi-destinasi wisata yang masih tersembunyi di Simalungun. Salah satunya ke Air Terjun Sitotor, pada Jumat (20/1/2017). Selanjutnya data yang diperoleh akan menjadi bahan untuk kebijakan pariwisata ke depan. “Terimakasih kepada masyarakat dan kelompok yang peduli dengan potensi pariwisata daerah. Ini akan menjadi masukan untuk Dinas Pariwisata untuk membuat program pengembangan ke depan,” katanya.


Sumber   : metrosiantar

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.