Jelajah Wisata Budaya di Sianjur Mula-mula
SAMOSIR, UNTUK meningkatkan kunjungan wisatawan manca negara dan wisatawan nusantara ke Sumatera Utara, khusunya di Danau Toba, ajang promosi pun banyak dilakukan pemerintah dan pegiat pariwisata. Salah satunya Jelajah Wisata Budaya (JWB). Event ini merupakan yang perdana untuk nasional yang diprakarsai Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) DPD Sumatera Utara yang diketuai Mercy Panggabean.
“Setiap daerah harus punya event untuk memajukan dan mengembangkan tujuan wisata di daerah masing-masing,” ujar Ketua ASPPI yang sehari-hari disapa Ecy, beberapa hari lalu di Kopi Republik Jalan Setia Budi, Medan. Event ini mencoba mengeksplor Desa Wisata Rumah Belajar Sianjur Mula-Mula, di Huta Balian, Kecamatan Sianjur Mula-Mula, Kabupaten Samosir. Desa itu memiliki cerita sejarah asal mula suku Batak. “ASPPI tidak mau mengangkat objek yang sudah awam di Samosir,” ujar Ecy.
Pada dasarnya, Danau Toba menyimpan banyak pesona alam yang belum semuanya dieksplor. Jika dikemas dengan baik, akan menarik pengunjung untuk datang.
Hal senada dikatakan pendiri Rumah Belajar Sianjur Mula-Mula, Nagoes Puratus Sinaga. “Kami akan mendukung JWB karena tujuannya untuk mengedukasi anak-anak sadar wisata, serta menjadikan rumah belajar menjadi desa wisata dengan menawarkan unsur seni dan budaya,” ujarnya.
Misalnya tradisi manduda beras di Lesung (menggiling beras), menenun ulos, mosat (silat) yang dipadu dengan Tor-tor serta kuliner tradisional seperti Naniura dan Arsik. Semua akan dipertontonkan kepada para tamu yang datang. Pihak rumah belajar akan mengutus ulubalang, semacam panglima perang zaman dulu, yang nantinya akan mengawal para tamu.
Di kesempatan yang sama Ketua panitia JWB Sumut, Syafrullah Akbar menjelaskan event ini diselenggarakan mulai 15 Maret – 18 Maret 2018. Selama empat hari akan diisi beberapa kegiatan, antara lain di hari pertama menjemput para rombongan yang datang dari luar daerah yang tiba di bandara Kualanamu ke Pulau Samosir. Pada malam harinya kegiatan Gala Dinner serta panitia juga mengadakan pembukaan pesta pagelaran atraksi seni budaya seperti tarian Tor-Tor untuk penyambutan.
Kemudian esok paginya menuju ke Sianjur Mula-Mula untuk mengeksplore secara langsung tentang budaya kuno dan unik, yang khususnya di Huta Balian, disana nanti ada rumah si Raja Batak, rumah-rumah adat, mengayam, menenun dan banyak lagi. Jika waktu masih cukup rombongan JWB akan singgah di air terjun Nai Sogop, dan di daerah air terjun itu juga ada rumah tanah.
Besok paginya para rombongan diajak bersepeda, untuk mempopulerkan wisata bersepeda sambil mengitari pinggiran Danau Toba sambil menikmati keindahan alamnya. Tengah harinya, persiapan rombongan menuju kapal pariwisata Samosir, dan makan siangnya di kapal. Selesai langsung menuju Serdang Bedagai (Sergai) rombongan akan dibawa ke museum negeri Sergai. Panitia juga buat pesta budaya dan kuliner untuk menyambut rombongan dengan budaya sergai.
Setelah acara di Sergai lanjut ke Kota Medan menuju Istana Maimun. Para rombongan JWB akan diwajibkan menggunakan baju adat yang telah disiapkan panitia dan malam itu akan ditampilkan pergelaran seni budaya khas Melayu mula dari pakaian, seni, termasuk serampang 12, pantun, dan esoknya bagi yang masih sempat akan dibawa ke membernya Usaha Kecil Mandiri (UKM) ASSPI, seperti Marqisa, mie par-par dan Kaos Medan Jeges.
Para peserta yang telah mendaftar saat ini ada 60 agent travel beberapa provinsi antara lain Jakarta, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTB), Jawa Tengah, Padang, Kepri dan lainnya. Sementara yang dari luar negeri yakni Bangkok dan Malaysia.
Ecy berharap para pihak yang terlibat dalam dunia pariwisata saling bekerjasama untuk memajukan pariwisata Sumatera Utara. Pemerintah pun diharapkan membantu semua upaya memajukan pariwisata bersama-sama. ***
Sumber : Monang
“Setiap daerah harus punya event untuk memajukan dan mengembangkan tujuan wisata di daerah masing-masing,” ujar Ketua ASPPI yang sehari-hari disapa Ecy, beberapa hari lalu di Kopi Republik Jalan Setia Budi, Medan. Event ini mencoba mengeksplor Desa Wisata Rumah Belajar Sianjur Mula-Mula, di Huta Balian, Kecamatan Sianjur Mula-Mula, Kabupaten Samosir. Desa itu memiliki cerita sejarah asal mula suku Batak. “ASPPI tidak mau mengangkat objek yang sudah awam di Samosir,” ujar Ecy.
Kiri: Rumah Belajar Sianjur Mula-mula. Kanan: Ketua ASPPI, Mercy Panggabean bersama tim JWB. Foto Ist/Monang S |
Hal senada dikatakan pendiri Rumah Belajar Sianjur Mula-Mula, Nagoes Puratus Sinaga. “Kami akan mendukung JWB karena tujuannya untuk mengedukasi anak-anak sadar wisata, serta menjadikan rumah belajar menjadi desa wisata dengan menawarkan unsur seni dan budaya,” ujarnya.
Misalnya tradisi manduda beras di Lesung (menggiling beras), menenun ulos, mosat (silat) yang dipadu dengan Tor-tor serta kuliner tradisional seperti Naniura dan Arsik. Semua akan dipertontonkan kepada para tamu yang datang. Pihak rumah belajar akan mengutus ulubalang, semacam panglima perang zaman dulu, yang nantinya akan mengawal para tamu.
Di kesempatan yang sama Ketua panitia JWB Sumut, Syafrullah Akbar menjelaskan event ini diselenggarakan mulai 15 Maret – 18 Maret 2018. Selama empat hari akan diisi beberapa kegiatan, antara lain di hari pertama menjemput para rombongan yang datang dari luar daerah yang tiba di bandara Kualanamu ke Pulau Samosir. Pada malam harinya kegiatan Gala Dinner serta panitia juga mengadakan pembukaan pesta pagelaran atraksi seni budaya seperti tarian Tor-Tor untuk penyambutan.
Kemudian esok paginya menuju ke Sianjur Mula-Mula untuk mengeksplore secara langsung tentang budaya kuno dan unik, yang khususnya di Huta Balian, disana nanti ada rumah si Raja Batak, rumah-rumah adat, mengayam, menenun dan banyak lagi. Jika waktu masih cukup rombongan JWB akan singgah di air terjun Nai Sogop, dan di daerah air terjun itu juga ada rumah tanah.
Besok paginya para rombongan diajak bersepeda, untuk mempopulerkan wisata bersepeda sambil mengitari pinggiran Danau Toba sambil menikmati keindahan alamnya. Tengah harinya, persiapan rombongan menuju kapal pariwisata Samosir, dan makan siangnya di kapal. Selesai langsung menuju Serdang Bedagai (Sergai) rombongan akan dibawa ke museum negeri Sergai. Panitia juga buat pesta budaya dan kuliner untuk menyambut rombongan dengan budaya sergai.
Setelah acara di Sergai lanjut ke Kota Medan menuju Istana Maimun. Para rombongan JWB akan diwajibkan menggunakan baju adat yang telah disiapkan panitia dan malam itu akan ditampilkan pergelaran seni budaya khas Melayu mula dari pakaian, seni, termasuk serampang 12, pantun, dan esoknya bagi yang masih sempat akan dibawa ke membernya Usaha Kecil Mandiri (UKM) ASSPI, seperti Marqisa, mie par-par dan Kaos Medan Jeges.
Para peserta yang telah mendaftar saat ini ada 60 agent travel beberapa provinsi antara lain Jakarta, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTB), Jawa Tengah, Padang, Kepri dan lainnya. Sementara yang dari luar negeri yakni Bangkok dan Malaysia.
Ecy berharap para pihak yang terlibat dalam dunia pariwisata saling bekerjasama untuk memajukan pariwisata Sumatera Utara. Pemerintah pun diharapkan membantu semua upaya memajukan pariwisata bersama-sama. ***
Sumber : Monang
Tidak ada komentar