Asal Kampung Sitohang Uruk, SitohangTonga-tonga, dan Sitohang Toruan, Ini Foto-fotonya

SAMOSIR,  Setiap Marga, Orang batak memiliki sejarah dan asal usul tempat tinggalnya. Kali ini danautobacenter.com mempublikasikan daerah tempat-tempat tinggal (huta) asal Kampung Sitohang Uruk, SitohangTonga-tonga, dan Sitohang Toruan, Desa Parsaoran Urat, kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir, atau beberapa langka dari di Tugu Sitohang, Rabu (22/8/2018).

Diperkampungan ini masih terlihat banyak rumah-rumah batak yang sudah berumur ratusan tahun.
St. Sangkot Sitohang, S.Si, Mpd ketua Partangiangan Opung Raja Pangaribuan kota Pematangsiantar kepada danautobacenter.com mengatakan, disamping Tugu ompu Raja Pangaribuan, kita harapkan perkampungan Sitohang ini juga nantinya menjadi salah satu kunjungan wisata di samosir.

 BACA JUGA  Di Samosir, Perantau Sitohang Bernatal dan Tanam Pohon di Tugu
Rumah tradisional batak di Perkampungan Sitohang di Huta Parsaoran urat, Kecamatan Palipi kabupaten Samosir.
Perkampungan Sitohang di Huta Parsaoran urat, Kecamatan Palipi kabupaten Samosir.
"Ini adalah salah satu aset wisata yang tidak ternilai harganya, karena itu kita harapkan rumah-rumah batak di Perkampungan Sitohang yang masih ada agar terus dipertahankan. Perkampungan ini adalah sejarah, bukan hanya untuk marga Sitohang, tetapi sejarah batak, sejarahh Indonesia,"ungkap sangkot Sitohang berharap kampung ini menjadi ikon Perkampungan Wisata di Samosir.
Sejarah

Sejarah Batak sungguh panjang, sejarah yang memiliki filosofi kehidupan yang terkait dengan adat istiadat,marga, leluhur dan keturunanya.

Orang batak dalam keseharian harus menerapkan Filosofi kehidupan Dalihan Na Tolu adalah filosofis atau wawasan sosial-kulturan yang menyangkut masyarakat dan budaya Batak.

Dalihan Natolu menjadi kerangka yang meliputi hubungan-hubungan kerabat darah dan hubungan perkawinan yang mempertalikan satu kelompok.

 Dalam adat batak, Dalihan Natolu ditentukan dengan adanya tiga kedudukan fungsional sebagai suatu konstruksi sosial yang terdiri dari tiga hal yang menjadi dasar bersama. Ketiga tungku tersebut adalah:

Pertama, Somba Marhulahula/semba/hormat kepada keluarga pihak Istri

Kedua, Elek Marboru (sikap membujuk/mengayomi wanita)

Ketiga, Manat Mardongan Tubu (bersikap hati-hati kepada teman semarga)

Marga Sitohang merupakan keturunan dari Ompu Raja Pangaribuan yang merupakan anak kedua dari Ompu Tuan Situmorang. Ompu Pangaribuan diperkirakan hidup di Pulo Samosir Sumatera Utara sekitar abad ke 16.

Menurut berbagai catatan tertulis, nenek moyang orang Batak diduga berasal dari daerah yang sekarang merupakan bagian dari Myanmar (Burma). Hal ini diperkuat dengan banyaknya kesamaan fisik dan kebudayaan antara orang-orang suku Karen yang ada di Myanmar dengan orang-orang Batak dan barang-barang dan pakaian yang digunakan.

Belum diketahui kapan keturunan Ompu Raja Pangaribuan mulai menggunakan marga Sitohang. Namun dari catatan sejarah yang ada pada zaman penjajahan Belanda, daerah yang sekarang menjadi Kecamatan Palipi Samosir adalah salah satu Bius (daerah kesatuan adat dan administratif yang independen) di tanah Batak yang dipimpin oleh keturunan marga Sitohang dengan gelar Raja Ihutan (Jaihutan).

Asal Marga

Marga Sitohang ini berasal dari desa Parsaoran Urat di Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir,Sumatera Utara. Marga ini termasuk golongan Lontung. Dari Urat Samosir leluhur marga Sitohang merantau ke berbagai penjuru dan membuka kampung (lumban).

 BACA JUGA  Tugu SITOHANG Seperti Tugu MONAS, Lihat Foto-fotonya ....

Rumah tradisional batak di Perkampungan Sitohang di Huta Parsaoran urat, Kecamatan Palipi kabupaten Samosir.
Jalan menuju Perkampungan Sitohang di Huta Parsaoran urat, Kecamatan Palipi kabupaten Samosir.
Rumah tradisional batak milik keturunan Sitohang Toruan di Perkampungan Simagambong Urat,
Kecamatan Palipi kabupaten Samosir.
 Di antara beberapa tujuan perantauan leluhur marga Sitohang adalah di Parbuluan Dairi dan Baringin di Humbang Hasundutan. Dari situlah keturunan marga Sitohang berpencar ke seluruh penjuru dunia.

Saat ini keturunan marga Sitohang sudah ada di hampir seluruh pelosok bumi ini. Bahkan beberapa keturunan marga Sitohang sudah ada yang tinggal di benua Eropa dan Amerika serta berketurunan di sana.

Keturunan marga Sitohang saat ini ada di hampir semua profesi yang ada di muka bumi ini. Mulai dari pekerjaan tradisional seperti petani atau nelayan juga ada yang menjadi rohaniawan, pegawai pemerintah, tentara, polisi, pendidik, konsultan, ahli hukum. dokter, pengusaha, seniman, wartawan, pelaut dan lain sebagainya.

Tugu Op. Raja Pangaribuan Sitohang di huta Parsaoran Urat kecamatan Palipi kabupaten Samosir.
Keturunan marga Sitohang sejak beberapa dekade terakhir telah memiliki organisasi paguyuban marga sendiri yaitu Pomparan Sitohang dohot Boruna. Sebagai wujud dari kesatuan marga Sitohang dengan saudaranya keturunan Ompu Tuan Situmorang lainnya yang menggunakan marga-marga Situmorang dan Siringo-ringo, keturunan marga Sitohang juga biasanya ikut dalam organisasi paguyuban Pomparan Ompu Tuan Situmorang Sipituama dohot Boruna.

Untuk menandai tanah asal usul marga Sitohang dan sebagai lambang persatuan marga Sitohang yang saat ini sudah mencapai ribuan, sesuai dengan nama nenek moyangya Ompu Raja Pangaribuan, tahun 90 an didirikan tugu persatuan marga Sitohang yang terletak di Huta Parsaoran Urat Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir.

BACA JUGA  Disaksikan Ribuan Marga SITOHANG, Pengurus Pusat Sitohang Periode 2016- 2021 Dilantik

Rumah batak  di Perkampungan Sitohang di Huta Parsaoran urat, Kecamatan Palipi kabupaten Samosir.

Seorang Marga Sitohang sedang menunjukan rumah budaya batak
di Perkampungan Sitohang di Huta Parsaoran urat, Kecamatan Palipi kabupaten Samosir.
Suasana rumah batak  di Perkampungan Sitohang di Huta Parsaoran urat, Kecamatan Palipi kabupaten Samosir.

Setelah berhasil menghentikan perjuangan Raja Sisingamangaraja XII, Belanda menghapuskan daerah Bius sebagai upaya untuk menghilangkan ikatan daerah Bius dengan Raja Sisingamangaraja. Palipi dirubah menjadi wilayah administratif Hindia Belanda dengan sebutan Nagari. Kepala Nagari Palipi yang terakhir adalah Aleksander Sitohang yang salah satu keturunannya adalah Benhard Sitohang, seorang Profesor Ilmu Komputer di Institut Teknologi Bandung.

Saat ini sebagian besar keturunan Ompu Raja Pangaribuan menggunakan marga Sitohang sebagai nama keluarganya. Meskipun demikian keturunan Ompu Pangaribuan yang merantau ke wilayah Silindung ada yang menggunakan marga Situmorang sebagai nama keluarganya.

Silsilah Marga Sitohang

Dari silsilah yang banyak digunakan orang Batak Toba, Ompu Tuan Situmorang adalah anak kedua dari Siraja Lontung dari isterinya Siboru Pareme. Marga-marga Batak Toba, yang ada saat ini dikelompok menjadi dua yaitu Sorbadibanua (Sumba) dan Lontung.

Marga Sitohang merupakan keturunan Ompu Raja Pangaribuan, yang merupakan anak kedua dari Ompu Tuan Situmorang.

Berikut ini adalah silsilah marga Sitohang ditarik dari Op. Tuan Situmorang:

I. Op Tuan Situmorang anaknya dua: 1.Panoparaja 2.Op. Pangaribuan

II.1. Panoparaja anaknya dua: 1.Ompuniambolas, dan 2.Parhujobung

II.2. Op. Pangaribuan anaknya satu: 1. Raja Babiat

III.1 Ompuni Ambolas anaknya dua: 1. Lumban Pande 2. Lumban Nahor

III.2 Parhujobung anaknya juga dua: 1.Suhutnihuta, dan 2.Tuan Ringo.

III.3. Raja Babiat anaknya tiga: 1. Darimangambat (Sitohang Uruk), 2. Raja Itubungna (Sitohang Tonga-tonga), dan 3. Ompu Bonanionan (Sitohang Toruan)

Perhitungan nomor silsilah keturunan Sipitu Ama khususnya marga Sitohang biasanya dimulai dari generasi keempat dari mana dia berasal. Saat ini nomor generasi keturunan marga Sitohang yang masih hidup adalah antara nomor 14-19.
Marga Sitohang sedang berbincang dengan kerabatnya yang datang dari Pematangsiantar
di Perkampungan Sitohang di Huta Parsaoran urat, Kecamatan Palipi kabupaten Samosir.
Rumah tradisional batak yang sudah ratusan tahun di Perkampungan Sitohang di Huta Parsaoran urat,
Kecamatan Palipi kabupaten Samosir.




Laporan  : tagor_DTC
Editor     : tagor
Sumber   : berbagi sumber


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.