Danau Toba Berbenah Jadi Monaco of Indonesia
SURABAYA, Sebagai bagian dari 10 Bali Baru, Danau Toba terus berbenah dan gencar berpromosi, demi meningkatkan kunjungan wisatawan. Targetnya, pada 2019, ada satu juta wisatawan mancanegara datang ke Danau Toba.
Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar) adalah dengan melakukan promosi melalui misi penjualan (sales mission) ke berbagai wilayah di Indonesia. Pekan ini, mulai tanggal 15-16 September 2018, misi penjualan pariwisata prioritas Danau Toba dilaksanakan di Surabaya, Jawa Timur.
Dalam salah satu rangkaian acara misi penjualan tersebut, Direktur Destinasi Badan Otorita Danau Toba Tata Syafaat mengatakan, strategi baru yang dikembangkan pemerintah, demi mewujudkan wajah baru Danau Toba adalah dengan mengembangkan atraksi-atraksi baru dan aksesibilitas.
"Untuk man made-nya (buatan manusia), kami akan belajar dari Jatim Park untuk diterapkan dan diimplementasikan di Toba, sehingga ada banyak pilihan untuk wisatawan dari berbagai usia," kata Tata saat ditemui di Ciputra World Hotel, Surabaya, belum lama ini.
Tata menyadari, meski Danau Toba memiliki pemandangan alam yang sangat indah dan daya tarik kebudayaan lokal yang masih khas, namun atraksi buatan masih sangat kurang. Ia pun berharap bisa mengajak pelaku industri pariwisata di Pulau Jawa untuk melihat potensi Danau Toba dan menerapkan atraksi wisata buatan manusia di sana.
Nantinya, Tata berencana akan mengembangkan wisata air di Danau Toba. Sehingga wisatawan tak sekadar datang dan memandangi alamnya saja, tapi juga bisa sambil berwisata air.
Bahkan, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumatera Utara Solahuddin Nasution berharap, ke depan di kawasan Danau Toba bisa dibuat semacam studio audivisual yang menayangkan bagaimana sejarah terbentuknya Danau Toba yang terjadi akibat letusan gunung berapi ribuan tahun lalu.
"Itu sudah masuk ke dalam masterplan Badan Otorita Danau Toba yang juga akan membangun resort-resort sehingga Danau Toba bisa menjadi Monaco of Indonesia," ujar Solahuddin.
Tata menambahkan, Badan Otorita Danau Toba kini tengah melakukan tugas koordinatif untuk lahan seluas 400 hektare (ha). Di lahan itu akan dianggarkan APBN untuk pembangunan fisik.
"Oleh karena itu, kami terus berkoordunasi dengan kedelapan kabupaten karena mereka yang memiliki otomomi di daerahnya. Untuk pembangunan kebersihan, kami harapkan pemkab bisa berkontribusi untuk mempercepat pembangunan di sana," ujar Tata.
Di lahan itulah akan dibangun komunitas baru seperti glamour camping, resort, hotel, dan lapangan golf. Semua itu dilakukan demi mengangkat kembali imej Danah Toba dari middle low ke middle up.
"Kita akan menduplikasi kesuksesan Bali untuk diterapkan di Toba," ucap Tata.
Selain menambahkan atraksi-atraksi yang man made, pemerintah juga berupaya untuk membuka akses sebanyak-banyaknya dan sedekat mungkin ke Danau Toba. Satu akses yang sudah lebih mendekatkan wisatawan ke Danau Toba adalah Bandara Silangit.
"Dari Jakarta sudah ada direct flight ke Silangit, itu akan mempercepat sehingga secara psikologis wisatawan bisa langsung mencapai daerah wisatanya," ujar Tata.
Saat ini, penerbangan langsung dari luar negeri khususnya wilayah ASEAN tengah dikembangkan. Alasannya, karena Indonesia sangat strategis dengan negara-negara Asia Tenggara.
Sumber : viv
Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar) adalah dengan melakukan promosi melalui misi penjualan (sales mission) ke berbagai wilayah di Indonesia. Pekan ini, mulai tanggal 15-16 September 2018, misi penjualan pariwisata prioritas Danau Toba dilaksanakan di Surabaya, Jawa Timur.
Keindahan Danau Toba/foto Danau Toba Center |
"Untuk man made-nya (buatan manusia), kami akan belajar dari Jatim Park untuk diterapkan dan diimplementasikan di Toba, sehingga ada banyak pilihan untuk wisatawan dari berbagai usia," kata Tata saat ditemui di Ciputra World Hotel, Surabaya, belum lama ini.
Tata menyadari, meski Danau Toba memiliki pemandangan alam yang sangat indah dan daya tarik kebudayaan lokal yang masih khas, namun atraksi buatan masih sangat kurang. Ia pun berharap bisa mengajak pelaku industri pariwisata di Pulau Jawa untuk melihat potensi Danau Toba dan menerapkan atraksi wisata buatan manusia di sana.
Nantinya, Tata berencana akan mengembangkan wisata air di Danau Toba. Sehingga wisatawan tak sekadar datang dan memandangi alamnya saja, tapi juga bisa sambil berwisata air.
Bahkan, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumatera Utara Solahuddin Nasution berharap, ke depan di kawasan Danau Toba bisa dibuat semacam studio audivisual yang menayangkan bagaimana sejarah terbentuknya Danau Toba yang terjadi akibat letusan gunung berapi ribuan tahun lalu.
"Itu sudah masuk ke dalam masterplan Badan Otorita Danau Toba yang juga akan membangun resort-resort sehingga Danau Toba bisa menjadi Monaco of Indonesia," ujar Solahuddin.
Tata menambahkan, Badan Otorita Danau Toba kini tengah melakukan tugas koordinatif untuk lahan seluas 400 hektare (ha). Di lahan itu akan dianggarkan APBN untuk pembangunan fisik.
Keindahan Danau Toba dari bukit Pagoda Open stage Hall Mess Pemda Sumut /foto Danau Toba Center |
Di lahan itulah akan dibangun komunitas baru seperti glamour camping, resort, hotel, dan lapangan golf. Semua itu dilakukan demi mengangkat kembali imej Danah Toba dari middle low ke middle up.
"Kita akan menduplikasi kesuksesan Bali untuk diterapkan di Toba," ucap Tata.
Selain menambahkan atraksi-atraksi yang man made, pemerintah juga berupaya untuk membuka akses sebanyak-banyaknya dan sedekat mungkin ke Danau Toba. Satu akses yang sudah lebih mendekatkan wisatawan ke Danau Toba adalah Bandara Silangit.
"Dari Jakarta sudah ada direct flight ke Silangit, itu akan mempercepat sehingga secara psikologis wisatawan bisa langsung mencapai daerah wisatanya," ujar Tata.
Saat ini, penerbangan langsung dari luar negeri khususnya wilayah ASEAN tengah dikembangkan. Alasannya, karena Indonesia sangat strategis dengan negara-negara Asia Tenggara.
Sumber : viv
Tidak ada komentar