Jendela Toba: Wisata Danau Toba Tinggal Poles, Itu pun Pemerintah Tak Sanggup

MEDAN, Pemerintah Indonesia perlu banyak belajar dari negara tetangga soal pengembangan wisata di negeri ini. Secara khusus dalam mengembangkan wisata di Kawasan Danau Toba (KDT). Pasalnya, pemerintah Indonesia sebenarnya tinggal memoles, tidak seperti kebanyakan negara yang harus menciptakan spot-spot untuk dijadikan objek wisata.

"Tengoklah Dubai sekarang sudah meninggalkan minyak dan beralih ke wisata. Padahal kita tinggal memoles. Semua sudah ada. Sudah tersedia," kata pemerhati Danau Toba dari Perhimpunan Jendela Toba, Mangaliat Simarmata, Kamis (24/1/2019).

foto/danaotobacenter.com
 Secara khusus Mangaliat menyontohkan Danau Toba. Menurutnya sangat ironis dan memalukan bila pemerintah tidak bisa maksimalkan potensi wisata Danau Toba. "Tinggal memoles pun tak mampu. Memalukan. Kalau hanya wacana tak ada artinya," ujarnya.

Mangaliat menyoroti pembicaraan Direktur Badan Pengelola Danau Toba (BPODT) Arie Prasetyo dengan Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah di Kantor Gubernur Sumut Rabu (23/1/2019). Dalam pertemuan itu Wagub meminta Festival Danau Toba (FDT) digandeng dengan agenda nasional. "Sekian lama kok masih itu pembahasannya, kemana aja selama ini? Itu namanya mundur," kata Mangaliat.

Menurutnya, membangun wisata di Kawasan Danau Toba harus holistik. Tidak boleh parsial. Ia mengatakan, alam dan seni budayanya adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari wisata. "Semuanya itu masih ada dan masih hidup di KDT. Tinggal memoles saja. Itulah keunggulan wisata kita, bukan menjual benda mati," ujarnya.

"Kalau alamnya rusak, seni budaya tidak diangkat, apa yang mau dijual. Keunggulan wisata KDT ada pada alamnya, seni budaya dan masyarakatnya yang masih hidup dalam nilai-nilai. Jadi kita bukan menjual benda mati," tegas Mangaliat.

sumber  : MB 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.