Akhir Juni Ini, Ada Festival 1000 Tenda Kadera di Danau Toba
MEDAN, Rumah Karya Indonesia (RKI) berencana akan menggelar Festival 1000 Tenda Kadera Toba pada tanggal 28 - 30 Juni 2019. Festival tersebut rencananya akan digelar di pinggir Danau Toba, tepatnya di Desa Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba Samosir. Direktur Rumah Karya Indonesia, Ojax Manalu menargetkan akan ada 3.000 tenda yang akan didirikan dalam festival tersebut.
Ia menyebut jika festival ini digemari para kawula muda, khususnya para pelajar hingga mahasiswa. Peserta yang sudah mendaftar tidak hanya dari Sumatera Utara saja, namun juga berasal dari seluruh Indonesia.
"Tahun ini targetnya 3.000 peserta dan yang sudah mendaftar bahkan ada dari luar kota, seperti Banyuwangi, Jakarta, Yogyakarta, Aceh dan Pekanbaru," katanya, Selasa (11/6/2019).
Agar kegiatan tersebut ni berjalan sukses, pihaknya telah bekerjasama dengan banyak pihak, mulai dari komunitas para pejalan, seniman, dan organisasi lainnya.
Sebelumnya, RKI telah menggelar Camping 1.000 Tenda di Desa Paropo, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi selama tiga tahun berturut-turut. Event tahunan tersebut awalnya bernama Silahisabungan Art Festival (SAFe) #1 dan #2.
Di tahun ketiga berganti nama menjadi Tao Silalahi Art Festival (TSAF). Sementara itu, Herman Situngkir, tokoh pemuda di Desa Paropo mengatakan, kegiatan RKI di Paropo sangat berdampak positif bagi masyarakat. Jika dulunya masyarakat hanya menyewakan pondok dan menjual ikan bakar, setelah adanya Silahisabungan Art, beberapa usah telah berkembang.
"Misalnya penyewaan tenda. toko outdoor di sana tidak lagi kalah dengan yang di Medan. Kita menyediakan tenda dan alat-alat naik gunung, safety-nya ada. Ini juga karena kunjungan wisatawan atau dari kelompok pecinta alam yang berkomunikasi dengan kami. Banyak juga yang sudah jadi guide," katanya.
Direktur Festival 1000 Tenda, Siparjalang mengatakan, 1000 Tenda pada bulan ini tampil dengan konsep baru dengan bermacam topik diskusi, mulai dari isu lingkungan hidup, potensi di Danau Toba, industri kreatif, ekonomi dan jenis topik lainnya.
"Kita merasa perlu mengkombinasikan transfer pengetahuan yang dibalut dengan festival, agar para peserta bisa menikmati alam mulai dari siang sampai sore serta dapat mengikuti beragam topik diskusi. Malam harinya, peserta menikmati pertunjukan seni budaya," katanya.
sumber : komp
Ia menyebut jika festival ini digemari para kawula muda, khususnya para pelajar hingga mahasiswa. Peserta yang sudah mendaftar tidak hanya dari Sumatera Utara saja, namun juga berasal dari seluruh Indonesia.
"Tahun ini targetnya 3.000 peserta dan yang sudah mendaftar bahkan ada dari luar kota, seperti Banyuwangi, Jakarta, Yogyakarta, Aceh dan Pekanbaru," katanya, Selasa (11/6/2019).
Agar kegiatan tersebut ni berjalan sukses, pihaknya telah bekerjasama dengan banyak pihak, mulai dari komunitas para pejalan, seniman, dan organisasi lainnya.
Sebelumnya, RKI telah menggelar Camping 1.000 Tenda di Desa Paropo, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi selama tiga tahun berturut-turut. Event tahunan tersebut awalnya bernama Silahisabungan Art Festival (SAFe) #1 dan #2.
Di tahun ketiga berganti nama menjadi Tao Silalahi Art Festival (TSAF). Sementara itu, Herman Situngkir, tokoh pemuda di Desa Paropo mengatakan, kegiatan RKI di Paropo sangat berdampak positif bagi masyarakat. Jika dulunya masyarakat hanya menyewakan pondok dan menjual ikan bakar, setelah adanya Silahisabungan Art, beberapa usah telah berkembang.
"Misalnya penyewaan tenda. toko outdoor di sana tidak lagi kalah dengan yang di Medan. Kita menyediakan tenda dan alat-alat naik gunung, safety-nya ada. Ini juga karena kunjungan wisatawan atau dari kelompok pecinta alam yang berkomunikasi dengan kami. Banyak juga yang sudah jadi guide," katanya.
Direktur Festival 1000 Tenda, Siparjalang mengatakan, 1000 Tenda pada bulan ini tampil dengan konsep baru dengan bermacam topik diskusi, mulai dari isu lingkungan hidup, potensi di Danau Toba, industri kreatif, ekonomi dan jenis topik lainnya.
"Kita merasa perlu mengkombinasikan transfer pengetahuan yang dibalut dengan festival, agar para peserta bisa menikmati alam mulai dari siang sampai sore serta dapat mengikuti beragam topik diskusi. Malam harinya, peserta menikmati pertunjukan seni budaya," katanya.
sumber : komp
Tidak ada komentar