Ini The Kaldera, Destinasi Baru Danau Toba yang Dipuji Presiden
JAKARTA, Sudah tahu kan dengan destinasi terbaru di Danau Toba? Namanya The Kaldera – Toba Nomadic Escape. Tokoh-tokoh penting seperti Menteri Pariwisata Arief Yahya hingga Presiden Joko Widodo sudah berkunjung. Bahkan memujinya. Seperti apa sih The Kaldera?
The Kaldera adalah destinasi yang ramah millennial juga nomadic traveller. Maklum, konsep yang diterapkan The Kaldera adalah Nomadic Tourism. Amenitas yang tersedia adalah Nomadic Bubble Tent, Nomadic Cabin, Nomadic Caravan Park, dan Nomadic Bell Tent.
Selain itu, The Kaldera juga memiliki spot yang sangat indah dengan latar belakang utamanya adalah Danau Toba. Ada beberapa spot menarik untuk mengabadikan Danau Toba dari The Kaldera. Pertama lewat Kaldera Hill. Kemudian sekitar Nomadic Bubble Tent, juga dari Nomadic Bell Tent.
Di sana, Kita bisa melihat indahnya Desa Wisata Sigapiton. Lokasinya di lembah, tepat di bawah The Kaldera. Desa Wisata Sigapiton diapit bukit di kanan dan kiri. Lengkap dengan pemandangan Danau Toba dan Pulau Samosir di kejauhan. Diperkirakan The Kaldera dapat menampung 50 wisatawan yang menginap di fasilitas glamping-nya.
Menurut Kepala Badan Otorita Pariwisata Danau Toba Arie Prasetyo, The Kaldera berlokasi di Lahan Zona Otorita Pariwisata Danau Toba, Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir.
“Destinasi ini didesain sebagai area camping ground. Fasilitas yang dimiliki adalah nomadic amenities. Seperti Bubble Tent, Cabin, Caravan Park, dan Bell Tent. Fasilitas penunjang lainnya adalah Kaldera Ampiteathre dengan kapasitas 250 orang, Kaldera Plaza, Kaldera Stage, Kaldera Hill, dan 2 Toilet,” tutur Arie, Jumat (16/8).
Lokasi The Kaldera bisa dibilang cukup strategis, tidak terlalu jauh dari pusat kota. Posisinya hanya sekitar 20 menit dari Parapat, atau sekitar 1 Jam 30 Menit dari Balige. The Kaldera juga berjarak 2 Jam dari Bandara Silangit, dan hanya 10 Menit dari Bandara Sibisa.
“Segmen utama wisatawan adalah para nomad, millennial, dan family. Selain wisatawan nusantara, wisatawan mancanegara yang menjadi target adalah dari Malaysia, Singapura, hingga Eropa,” ujar Arie.
Nantinya, kawasan ini akan terintegrasi dengan Toba Caldera Reserve, Sibisa Airport dan Desa Wisata Sigapiton. Tujuannya untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Staf Khusus Menpar Bidang Media dan Komunikasi Don Kardono juga memuji hadirnya The Kaldera. Don yang sudah beberapa kali hadir di The Kaldera, menilai destinasi ini akan menjadi tujuan para millennial dan nomadic traveller.
“Destinasi ini akan menjawab kebutuhan kita akan destinasi berkualitas di Danau Toba. Konsep nomadic sangat tepat di terapkan di Danau Toba. Dan kita harus memaksimalkan potensi yang ada di sana. Termasuk untuk merangkul millennia,” papar Don.
Bahkan, Don menilai The Kaldera bisa menjadi objek wisata kelas dunia. Terlebih jika The Kaldera sudah terintegrasi dengan sejumlah destinasi sekitarnya. Termasuk dengan hadirnya sejumlah atraksi sebagai daya tarik.
“Saat Presiden Joko Widodo ke The Kaldera, semua mata, semua perhatian tertuju kesana. Semua jadi mengetahui jika Danau Toba memiliki sesuatu untuk dikunjungi. The Kaldera akan semakin memperkuat status Danau Toba sebagai Destinasi Super Prioritas,” papar Don.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan nomadic tourism sangat tepat dikembangkan di kawasan ini. Rumusnya 5S. Atau Solusi Sementara Sebagai Solusi Selamanya.
“Konsep nomadic tourism diharapkan bisa dijadikan sebagai solusi dari pengembangan destinasi pariwisata. Sebab, dengan konsep nomadic pengembangan destinasi bisa dilakukan dengan cepat dan murah. Hanya membutuhkan waktu dua bulan sudah bisa diluncurkan. Itulah yang dimaksud dengan solusi sementara sebagai solusi selamanya,” papar mantan Dirut PT Telkom itu.
Menurutnya, jika harus membangun amenitas seperti hotel dan sebagainya akan memakan waktu yang sangat lama. Dan biasa menghabiskan biaya yang banyak.
"Kalau pakai cara lama, dalam waktu 5 tahun pun saya yakin belum tentu terbangun. Jadi saya ambil solusi nomadic tourism. The Kaldera merupakan bagian dari amenitas untuk memajukan Danau Toba. Saya yakin ini akan menjadi solusi sementara untuk selamanya," harap Arief.
sumber : genp
The Kaldera adalah destinasi yang ramah millennial juga nomadic traveller. Maklum, konsep yang diterapkan The Kaldera adalah Nomadic Tourism. Amenitas yang tersedia adalah Nomadic Bubble Tent, Nomadic Cabin, Nomadic Caravan Park, dan Nomadic Bell Tent.
Selain itu, The Kaldera juga memiliki spot yang sangat indah dengan latar belakang utamanya adalah Danau Toba. Ada beberapa spot menarik untuk mengabadikan Danau Toba dari The Kaldera. Pertama lewat Kaldera Hill. Kemudian sekitar Nomadic Bubble Tent, juga dari Nomadic Bell Tent.
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana di destinasi wisata The Kaldera. (Foto: Dok. Kemenpar) |
Menurut Kepala Badan Otorita Pariwisata Danau Toba Arie Prasetyo, The Kaldera berlokasi di Lahan Zona Otorita Pariwisata Danau Toba, Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir.
“Destinasi ini didesain sebagai area camping ground. Fasilitas yang dimiliki adalah nomadic amenities. Seperti Bubble Tent, Cabin, Caravan Park, dan Bell Tent. Fasilitas penunjang lainnya adalah Kaldera Ampiteathre dengan kapasitas 250 orang, Kaldera Plaza, Kaldera Stage, Kaldera Hill, dan 2 Toilet,” tutur Arie, Jumat (16/8).
Lokasi The Kaldera bisa dibilang cukup strategis, tidak terlalu jauh dari pusat kota. Posisinya hanya sekitar 20 menit dari Parapat, atau sekitar 1 Jam 30 Menit dari Balige. The Kaldera juga berjarak 2 Jam dari Bandara Silangit, dan hanya 10 Menit dari Bandara Sibisa.
“Segmen utama wisatawan adalah para nomad, millennial, dan family. Selain wisatawan nusantara, wisatawan mancanegara yang menjadi target adalah dari Malaysia, Singapura, hingga Eropa,” ujar Arie.
Nantinya, kawasan ini akan terintegrasi dengan Toba Caldera Reserve, Sibisa Airport dan Desa Wisata Sigapiton. Tujuannya untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Staf Khusus Menpar Bidang Media dan Komunikasi Don Kardono juga memuji hadirnya The Kaldera. Don yang sudah beberapa kali hadir di The Kaldera, menilai destinasi ini akan menjadi tujuan para millennial dan nomadic traveller.
“Destinasi ini akan menjawab kebutuhan kita akan destinasi berkualitas di Danau Toba. Konsep nomadic sangat tepat di terapkan di Danau Toba. Dan kita harus memaksimalkan potensi yang ada di sana. Termasuk untuk merangkul millennia,” papar Don.
Bahkan, Don menilai The Kaldera bisa menjadi objek wisata kelas dunia. Terlebih jika The Kaldera sudah terintegrasi dengan sejumlah destinasi sekitarnya. Termasuk dengan hadirnya sejumlah atraksi sebagai daya tarik.
“Saat Presiden Joko Widodo ke The Kaldera, semua mata, semua perhatian tertuju kesana. Semua jadi mengetahui jika Danau Toba memiliki sesuatu untuk dikunjungi. The Kaldera akan semakin memperkuat status Danau Toba sebagai Destinasi Super Prioritas,” papar Don.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan nomadic tourism sangat tepat dikembangkan di kawasan ini. Rumusnya 5S. Atau Solusi Sementara Sebagai Solusi Selamanya.
“Konsep nomadic tourism diharapkan bisa dijadikan sebagai solusi dari pengembangan destinasi pariwisata. Sebab, dengan konsep nomadic pengembangan destinasi bisa dilakukan dengan cepat dan murah. Hanya membutuhkan waktu dua bulan sudah bisa diluncurkan. Itulah yang dimaksud dengan solusi sementara sebagai solusi selamanya,” papar mantan Dirut PT Telkom itu.
Menurutnya, jika harus membangun amenitas seperti hotel dan sebagainya akan memakan waktu yang sangat lama. Dan biasa menghabiskan biaya yang banyak.
"Kalau pakai cara lama, dalam waktu 5 tahun pun saya yakin belum tentu terbangun. Jadi saya ambil solusi nomadic tourism. The Kaldera merupakan bagian dari amenitas untuk memajukan Danau Toba. Saya yakin ini akan menjadi solusi sementara untuk selamanya," harap Arief.
sumber : genp
Tidak ada komentar