Fakta Asal-Usul Terbentuknya Danau Toba
Lintas Publik, Di balik cerita rakyat danau Toba yang diketahui oleh masyarakat Indonesia khusunya di daerah Sumatra Utara, terdapat daya rusak yang sangat besar tersembunyi di dalamnya. Sekitar 74.000 tahun yang lalu, Gunung Toba meletus hebat serta nyaris membumihanguskan banyak umat manusia.
Danau Toba/ist |
Gunung Toba terseubt bersumber dari gejolak bawah bumi yang hiperaktif. Lempeng lautan Indo-Australia yang memiliki kandungan lapisan sedimen menunjam pada bagian bawah lempeng benua Eurasia yang merupakan tempat duduk dari Pulau Sumatera, dengan kecepatan hingga 7 sentimeter per tahun.
Gesekan dari dua lempeng yang berada di kedalaman sekitar 150 kilometer di bawah bumi itu menciptakan panas yang mampu melelehkan bebatuan, lalu naik ke atas sebagai magma. Semakin banyak sedimen yang masuk ke dalam, maka akan semakin banyak pula sumber magmanya.
Kantong magma dari Gunung Toba yang meraksasa disuplai oleh banyaknya lelehan sedimen dari lempeng benua yang bersifat hiperaktif. Kolaborasi tiga peneliti yang berasal dari German Center for Geosciences (GFZ) dengan Danny Hilman dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta Fauzi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa di bawah Kaldera Toba ada dua dapur magma yang terpisah.
Dapur magma ini diperkirakan mempunyai jumlah volume yang sedikitnya 34.000 kilometer kubik yang mengonfirmasi mengenai banyaknya magma yang telah dikeluarkan oleh gunung ini sebelumnya.
Tidak sekadar dipengaruhi oleh kegiatan vulkanik dari dapur magma, Kaldera Toba ternyata juga sangat dipengaruhi oleh kegiatan tektonik yang mengimpitnya sehingga orang-orang dari kalangan geolog menyebutnya sebagai vulkano-tektonik.
Tumbukan antar lempeng bumi yang sangat kuat dari lempeng Indo-Australia menjadi pemicu atas terbentuknya sesar geser besar yang disebut sebagai Zona Sesar Besar Sumatera (Sumatera Fault Zone/SFZ). Sesar ini mempunyai panjang hingga 1.700 kilometer yang setara dengan ukuran dari Teluk Lampung hingga Aceh. Hampir semua gunung berapi di daerah Sumatera berdiri di atas sesar raksasa yang satu ini.
Uniknya, Kaldera Toba tak terletak persis di atas sesar ini. Melainkan, dia menyimpang beberapa kilometer pada sebelah timur laut sesar Sumatera. ”Di antara Sungai Barumun dan Sungai Wampu, Pegunungan Barisan (yang berdiri di atas sesar) tiba-tiba melebar dan terjadi pengangkatan dari bawah yang membentuk dataran tinggi; panjangnya 275 km dan lebar 150 km yang disebut Batak Tumor,” ungkap Van Bemmelen, geolog Belanda yang pada tahun 1939 untuk pertama kali menjelaskan bahwa Toba pada mulanya adalah gunung api.
Pengangkatan Batak Tumor ini, disebut Bemmelen, merupakan fase awal dari pembentukan Gunung Toba. Ketika pembubungan terjadi, sebagian magma keluar dari retakan awal yang membentuk tubuh gunung. Jejak awal tubuh gunung ini masih dapat dilihat di sekitar Silalahi, Haranggaol, dan Tongging. Sementara itu, sebagian besar lainnya sudah musnah ketika terjadinya letusan Toba terbaru, yakni sekitar 74.000 tahun lalu (Youngest Toba Tuff/YTT).
Danau Toba usdah sangat jelas bahwa dipengaruhi oleh gaya sesar ini. Bentuk Danau Toba yang memanjang, bukan bulat sebagaimana lazimnya kaldera, menunjukkan bahwa Danau Toba terpengaruh oleh gaya sesar geser yang berimpit pada kawasan ini. Sisi terpanjang danau, yang mencapai hingga 90 km, sejajar dengan Zona Sesar Sumatera, yang adalah salah satu patahan paling aktif di dunia selain Patahan San Andreas di Amerika. Seluruh kegiatan gunung berapi di Sumatera, termasuk Toba, dikontrol oleh patahan ini.gramedia/t
Tidak ada komentar