Mengenai Uis Gara, Pakaian Adat Suku Karo Penanda Status Sosial
Medan, Suku Karo mempunyai adat istiadat yang sampai saat ini terpelihara dengan baik dan sangat mengikat. Salah satunya adalah pakaian adat yakni Uis Gara, biasanya pakaian ini menjadi penanda status sosial penggunanya.
Pemakaian uis gara, kain tradisional suku karo/FB.SatriaGinting |
Mengutip dari jurnal karya Tia Monica asal Universitas Telkom, Uis Gara adalah pakaian adat tradisional suku Karo yang memiliki nilai status sosial. Harga dari kain ini pula ditentukan dari bahan dan juga proses pembuatannya.
Kata Uis Gara sendiri berasal dari Bahasa Karo, yaitu Uis yang berarti kain dan Gara yang berarti merah. Menjadi "kain merah" karena pada uis gara warna yang dominan adalah merah, hitam, dan putih.
Biasanya dihiasi pula dengan berbagai ragam tenunan dari benang emas dan perak. Uniknya Secara umum uis gara dibuat dari bahan kapas yang ditenun secara manual dan diwarnai menggunakan zat pewarna alami.
Fungsi dan Kegunaan Uis Gara
Pada mulanya Uis Gara digunakan sebagai pakaian tenunan yang dipakai sehari-hari oleh kalangan perempuan suku Karo. Akan tetapi saat ini Uis Gara sudah selalu digunakan di setiap upacara adat dan budaya Karo.
Upacara adat tersebut pun biasanya dilakukan di daerah Karo, maupun di luar daerah Karo. Dalam perkembangannya, hasil corak Uis Gara sudah dapat kita temukan dalam bentuk sovenir seperti tas, dasi, gorden, ikat pinggang, sarung bantal, dan lain sebagainya.
Jenis Uis Gara
Mengutip dari laman Universitas Stekom, terdapat 14 jenis Uis Gara berdasarkan fungsinya. Setiap Uis Gara memiliki artinya masing-masing, yuk simak informasi lengkapnya, baca sampai akhir ya!
1. Uis Beka Buloh
Jenis yang pertama adalah Uis beka buloh, memiliki ciri gembira, tegas dan elegan. Kain adat ini merupakan simbol kewibawaan dan tanda kebesaran bagi seorang Putra Karo. Uis ini digunakan sebagai Penutup Kepala.
Biasanya kain ini dipakai para Pria sebagai mahkota pada saat Pesta Adat. Kain ini dilipat lalu dibentuk menjadi Mahkota pada saat Pesta Perkawinan, Mengket Rumah (Peresmian Bangunan), dan Cawir Metua (Upacara Kematian bagi Orang Tua yang meninggal dalam keadaan umur sudah lanjut).
2. Uis Gatip Jongkit
Jenis Uis selanjutnya yakni Uis Gatip Jongkit. Uis ini memiliki makna sebagai ciri atau lambang karakter kuat dan perkasa. Biasanya digunakan sebagai pakaian luar bagian bawah untuk Laki-laki yang disebut gonje (sebagai kain sarung). Kain ini pun biasa dipakai oleh Putra Karo untuk semua upacara Adat.
3. Uis Gatip
Uis Gatip Jongkit adalah Uis yang menunjukkan karakter Teguh dan Ulet seorang wanita. Digunakan sebagai penutup kepala wanita Karo (tudung) baik pada pesta maupun dalam kesehariannya. Uniknya di beberapa daerah kain ini diberikan sebagai tanda kehormatan kepada kalimbubu pada saat wanita Karo meninggal dunia.
4. Uis Nipes Padang Rusak
Uis selanjutnya adalah Uis Nipes Padang Rusak. Jenis kain ini digunakan sebagai selendang wanita pada pesta maupun dalam kehidupan sehari-hari
5. Uis Nipes Benang Iring
Kegunaan Uis Nipes Benang Iring hampir sama dengan Uis Nipes Padang Rusak yakni sebagai selendang. Namun kain ini dipakai lebih ditujukan sebagai selendang wanita pada upacara yang bersifat duka cita.
6. Uis Ragi Barat
Jenis Uis selanjutnya ialah Uis Ragi Barat. Kain ini dipakai untuk selendang wanita pada upacara yang bersifat sukacita maupun dalam keseharian. Lapisan luar pakaian wanita pada bagian bawah akan digunakan sebagai kain sarung. Harus dipakai dalam kegiatan pesta sukacita yang diharuskan berpakaian adat lengkap.
7. Uis Jujung-jujungen
Selanjutnya ada Uis Jujung-jujungen. Uis yang satu ini dipakai hanya untuk lapisan paling luar. Digunakan sebagai penutup kepala wanita (tutup tudung) dengan umbai-umbai emas pada bahagian depannya.
8. Uis Nipes Benang Iring
Uis Nipes Benang Iring adalah kain uis yang dipakai wanita Karo sebagai selendang bahu dalam upacara adat duka cita
9. Uis Teba
Uis Teba adalah kain yang dipakai wanita Karo lanjut usia sebagai tutup kepala dalam upacara yang bersifat duka cita. Kain ini dijadikan sebagai tanda rasa hormat kepada Puang Kalimbubu pada saat seorang wanita yang sudah lanjut usia dan meninggal dunia.
10. Uis Pementing
Jenia Uis selanjutnya adalah Uis Pementing, kain uis yamg dipakai Pria Karo sebagai ikat pinggang (benting) pada saat berpakaian Adat lengkap dengan menggunakan Uis Julu sebagai kain sarung.
11. Uis Julu Diberu
Jenis Uis selanjutnya ialah Uis Julu diberu. Uis ini biasa dipakai untuk pakaian wanita sebagai bagian luar tubuh dari dada bagian atas hingga ke pergelangan kaki. Biasa dipakai dalam upacara adat yang diharuskan berpakaian adat lengkap
12. Uis Arinteneng
Uis Arinteneng merupakan jenis kain yang digunakan sebagai alas pinggan pasu yang dipakai pada waktu penyerehan maskawin. Bisa juga sebagau alas piring makan pengantin saat makan bersama pada malam hari usai pesta peradatan.
13. Perembah
Jenis Uis selanjutnya ialah Perembah. Perembah sendiri digunakan sebagai kain untuk menggendong bayi. Bahkan punya makna tersendiri jika diberikan ke anak peetama. Maknanya sebagai doa dan berkat agar anak tersebut sehat-sehat, cepat besar dan menjadi orang sukses dalam hidupnya kelak.
14. Uis Kelam-kelam
Jenis Uis terakhir ialah Uis Kelam-kelam. Uis ini dipakai sebagai penutup kepala wanita Karo waktu pesta adat. Kain ini juga digunakan sebagai tanda penghormatan kepada puang kalimbubu pada saat wanita lanjut usia meninggal dunia (morah-morah).
Nah detikers, itulah sederet informasi tentang Uis Gara, pakaian adat khas suku Karo yang unik mulai dari makna, fungsi, kegunaan hingga jenis. Semoga bermanfaat!. detik/t
Tidak ada komentar