Mengulas Sedikit Dibalik Keberadaan Air Terjun Janji, Baktiraja Tempat Leluhur Mengucap Sumpah

Humbahas, “Jika kau ingin mengucapkan janji, baik dengan pasanganmu maupun pada batinmu katakanlah di sini. Kau cukup membawa daun sirih dan datang dengan hati yang tulus. Maka janjimu akan terikat pada keteguhan jiwa,” itulah kata seorang lelaki tua bernama Manahan Banjarnahor. Lelaki berusia 63 tahun tersebut merupakan juru kunci dari kawasan Air Terjun Sampuran Janji di Perbatasan Tipang, Desa Marbun Toruan, Kecamatan Baktiraja, Humbang Hasundutan (Humbahas).— bersama Riswanty Marbun Luga Marboenzz dan Lijen Pasaribu.

Lelaki yang mengikuti langkah kaki reporter SINDO saat mengabadikan beberapa gambara di kawasan Air Terjun Sampuran Janji  tersebut juga mengatakan bahwa kawasan Sampuran Janji merupakan kawasan sakral. Legenda yang diwariskan kepada lelaki yang akrab disebut “Sikariting” tersebut mengatakan bahwa kawasan Sampuran Janji adalah tempat mengambil kesepakatan para raja-raja, termasuk Raja Sisingamangaraja.

Sebelum para pasukan dan panglima perang dikirim maupun diberikan tugas, Raja harus membuat kesepakatan tugas dan janji setia di Sampuran Janji. Karena itulah, Air terjun tersebut dinamai air terjun Janji. “Sampuran artinya air, karena itu nama kawasan ini disebut Sampuran Janji,” terangnya. Manahan tidak mengetahui sejak tahun berapa tempat tersebut digunakan untuk tempat perjanjian. Namun amanah yang diturunkan kepada dia untuk menjaga kawasan tersebut sudah memasuki empat generasi. “Dengan kata lain sudah cukup lama,” katanya.

Penjagaan tempat tersebut meliputi kebersihan kawasan, menjaga sopan santun para pengunjung, serta menjauhkan makanan-makanan yang tidak halal seperti daging babi dan daging anjing. “Karena itu kalau pengunjung ingin makan di tempat ini, saya langsung melarang jika mereka membawa makanan yang dilarang. Karena larangan itu juga bagian dari perjanjian,” katanya.

Manahan mengatakan bahwa jika dikaji dari aspek logik, kawasan ini wajar dijadikan tempat pengambilan kesepakatan atau perjanjian. Sebab kawasan ini dulunya ditutupi hutan belantara serta suara air yang deras membuat kesepakatan sulit didengar para penjajah. Sehingga kerahasian sebuah kesepakatan atau penugasan tidak bocor pada musuh, kususnya penjajah. “Kalau sumber airnya langsung dari perut gunung. Saya sudah pernah masuk kesana. Namun kami tidak mengijinkan masuk sembarangan,” ujarnya.

Saat ini, kawasan air terjun janji merupakan salah satu kawasan yang banyak diminati para wisatawan yang datang ke Humbahas. Namun, kawasan ini masih membutuhkan banyak pembenahan. Termasuk penyediaan fasilitas permainan air yang dapat mendukung keberadaan objek wisata. “Kita terbuka untuk pembangunan kawasan ini. Namun, aspek budaya dan mitologi harus tetap dijaga. Sebab itulah warisan termahal bagi kami,” paparnya. 

 Catatan : Baringin Lumban Gaol

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.